Kamis, 31 Desember 2009


Pendekatan Untuk Segmentasi Behavioristis dapat dilihat pada Perusahaan-perusahaan yang membagi sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok menurut manfaat yang mereka cari, penggunaan volume produk, dan loyalitas merek.

Produsen ayam goreng Kentucky Fried Chiken (KFC) yang sudah menjadi citra mayoritas dalam benak masyarakat Indonesia mengeluarkan promo paket makan lima ribu rupiah atau biasa dikenal paket goceng, untuk memperbesar volume penjualan produk-produk mereka pada jenis-jenis produk tertentu. Dengan sasarannya adalah para mahasiswa, anak sekolah, remaja dan lain-lain. Dengan adanya paket ini tentunya volume penjualan akan meningkat karena banyaknya permintaan untuk paket ini dan harganya pun sangat terjangkau untuk kalangan mahasiswa, anak sekolah, remaja, dan lain-lain. Tentunya produsen sangat mengerti kebutuhan dari konsumennya, yaitu dengan melihat kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka mencari harga yang murah. Dengan adanya paket ini konsumen akan merasa senang karena dengan harga lima ribu rupiah mereka dapat menikmati paket ini.


Referensi : http://e-chandra.blogspot.com/2008/09/segmentasi-pasar.html

Kijang Pilihan Keluarga


Segmentasi Demografis Melibatkan pembagian pasar berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, seks, ukuran keluaga, tahap siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaan. Bersandarnya para pemasar terhadap karakteristik demografis ini karena mereka sering kali terkait erat dengan kebutuhan dan prilaku ini karena mereka sering kali terkait erat dengan kebutuhan dan perilaku ini karena mereka sering kali terkait erat dengan kebutuhan dan perilaku pembeli para konsumen serta dapat langsung diukur.

Contoh Segmentasi demografis adalah pendekatan segmentasi ukuran keluarga. Produsen mobil PT. ASTRA meluncurkan produk mobil kijang tipe LX atau sering disebut dengan kijang kapsul memasarkan produknya secara besar-besaran di Indonesia dengan membidik calon konsumennya dari kalangan kaum berkeluarga karena mobil jenis ini sangat pas untuk keluarga, dilihat dari ukurannya, mobil kijang kapsul ini cukup besar dan bisa menampung lebih dari 4 orang. Hal ini tentunya menjadi hal yang menyenangkan bagi para keluarga karena dengan menggunakan satu mobil saja seluruh anggota keluarga bisa terangkut tanpa harus menggunakan beberapa mobil.
Dengan adanya pengetahuan tentang segmentasi, produsen bisa mempelajari dan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dari para konsumennya.

Referensi : http://e-chandra.blogspot.com/2008/09/segmentasi-pasar.html

Segmentasi Psikografis adalah metode memilah-milah suatu pasar kedalam segmen-segmen nilai dan gaya hidup (value and lifestyle) yang dianut. Dengan asumsi bahwa dalam lingkungan yang homogen sekalipun, pola akfititas, konsumsi dan perilaku tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung nilai dan gaya hidupnya. Segmentasi Psikografis mencoba mengelompokkan dinamika preferensi dan pilihan konsumen/pemakai berbasiskan kecederungan psikologis.

Misalnya Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma. Meskipun mereka memiliki jurusan yang sama (homogen), tetapi nilai dan gaya hidup mereka berbeda dan akan mempengaruhi pola kunjungan ke perpustakaan. Bagi Mahasiswa/i yang gemar membaca mereka akan sering berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku yang mereka sukai, bagi Mahasiswa/i yang suka dunia olahraga, mereka akan berkunjung ke perpustaan untuk mencari koran atau majalah yang berkaitan dengan berita olahraga. Bagi Mahasiswa/i yang aktifis organisasi kemahasiswaan kampus, tiap pagi hari akan mampir ke perpustakaan, yang dibaca pertama kali adalah surat kabar bagian politik dan ekonomi, Sedangkan mahasiswa/i yang lebih berorientasi studi, tiap hari akan ke perpustakaan, tetapi sore hari, dengan jenis bacaan yang beragam, tetapi kebanyakan yang terkait dengan mata kuliah yang sedang diambil. Begitulah gaya hidup Mahasiswa/i yang berbeda-beda akan pola kunjungan ke perpustakaan.

Referensi : http://hendrowicaksono.multiply.com/journal/item/18

Selasa, 29 Desember 2009

Pasta Gigi Kita




Kebutuhan akan pasta gigi adalah penting, karena mereka membutuhkan pasta gigi untuk menjaga dan merawat kesehatan gigi mereka.

Segmentasi pasar yang yang dilakukan atas dasar manfaat yang diberikan oleh produk banyak dipergunakan oleh produsen pasta gigi. Segmen pasar untuk pasta gigi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian yaitu mereka yang menekankan pada aspek ekonomi, proteksi atau perlindungan terhadap gigi dan manfaat berupa rasa pasta gigi. Setiap kelompok mempunyai karakteristik yang berbeda-beda yaitu demografi, psikografi dan perilaku yang spesifik.

Bagi mereka yang menekankan pada aspek ekonomi mungkin mereka akan memperhitungkan dari segi harga yang disesuaikan dengan pendapatan mereka dan memutuskan untuk memilih harga pasta gigi yang murah sehingga terjangkau oleh pendapatan mereka dan kebutuhan yang lain pun dapat terpenuhi.

Bagi mereka yang menekankan pada proteksi atau perlindungan terhadap gigi menganggap harga bukanlah masalah karena yang penting bagi mereka adalah manfaat dari pasta gigi tersebut. Karena manfaat pasta gigi yang utama adalah untuk memberikan perlindungan terhadap gigi sehingga gigi menjadi sehat dan terawat. Faktor kesetiaan terhadap produk juga dapat mempengaruhi , karena apabila sesorang merasa cocok terhadap produk pasta gigi tersebut maka mereka akan percaya dan tidak akan beralih keproduk pasta gigi lain sekalipun harga pasta gigi tersebut menjadi mahal. Inilah yang seharusnya diperhatikan produsen pasta gigi untuk tetap menjaga mutu dari produknya.

Bagi mereka yang menekankan pada manfaat berupa rasa pasta gigi akan memilih pasta gigi sesuai rasa yang mereka sukai. Hal ini umumnya dapat kita lihat pada anak-anak, karena biasanya anak-anak menyukai pasta gigi dengan rasa buah-buahan seperti rasa apel, jeruk, strawberry dan lain-lain. Hal ini menjadi perhatian para orang tua karena dengan adanya pasta gigi dengan aneka rasa buah maka anak-anak yang biasanya malas untuk menggosok gigi menjadi rajin untuk gosok gigi karena mereka menyukai rasa pasta gigi tersebut.



referensi : seri diktat kuliah manajemen pemasaran, hargo utomo 1993

Minggu, 20 Desember 2009

Suasana Pasca Uts di Universitas Gunadarma

Hebohnya suasana UTS (Ujian Tengah Semester) telah berlalu begitu saja. Para mahasiswa mulai kembali pada rutinitas mereka yaitu kembali kuliah untuk melanjutkan materi perkuliahan yang harus diselesaikan. Tapi terlihat adanya penurunan semangat belajar mahasiswa pasca uts. Penurunan itu terlihat pada perkuliahan minggu pertama pasca uts yang ditandai dengan kosongnya parkiran di kampus karena banyaknya mahasiswa yang membolos, para dosen pun belum efektif memberi kuliah karena mahasiswa yang hadir hanya ¼ dari jumlah mahasiswa di kelas.

Timbul pertanyaan mengapa para mahasiswa banyak yang memilih untuk tidak masuk kuliah? Ternyata banyak faktor yang menjadi alasan bagi para mahasiswa untuk membolos. Pertama mahasiswa masih merasa lelah karena pasca uts tidak ada libur untuk mengistirahatkan jasmani dan rohani mereka. Kedua, mereka juga beranggapan bahwa banyak dosen yang tidak hadir pada perkuliahan minggu pertama pasca uts. Ketiga, mereka tahu kebiasaan dosen yang tidak akan memberikan kuliah efektif di perkuliahan minggu pertama pasca uts.

Faktor tersebut di ataslah yang menjadi alasan mengapa mahasiswa lebih memilih untuk bolos kuliah dan faktor itu juga yang menyebabkan kampus, parkiran, kelas, koridor dan tempat makan di sekitar kampus sepi. Tapi fenomena ini sepertinya telah menjadi tradisi di universitas gunadarma dan dianggap hal yang wajar.

Minggu, 22 November 2009

kuesioner

Erliana Pradita / 3EA01 / 11207422

Tuti Aryanti /3EA01 / 11207120

KUISIONER KEPUASAN PELANGGAN

RM. AYAM BAKAR “PONDOK KELAPA DUA”

Bagian I

Isilah pertanyaan dibawah ini :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :


Bagian II

Bagaimana pendapat anda mengenai kinerja RM. AYAM BAKAR “PONDOK KELAPA DUA” di bawah ini. Lingkarilah jawaban anda pada angka ysng telah tersedia dengan ketentuan sebagai berikut :

Angka 1 = Sangat Memuaskan

Angka 2 = Memuaskan

Angka 3 = Biasa Saja

Angka 4 = Kurang Memuaskan

Angka 5 = Sama Sekali Tidak Memuaskan

Tab


NoNama AtributPemikiran Konsumen
1Citarasa Makanan12345
2Mutu Makanan12345
3Variasi Makanan12345
4Penyajian/Display Makanan12345
5Harga Makanan12345
6Kecepatan Pelayanan12345
7Keramahan Karyawan12345
8Kesesuaian/Kerapihan Karyawan12345
9Kerapihan Ruangan12345
10Kebersihan Ruangan12345
11Kenyamanan Ruangan12345
12Pelayanan yang Tepat12345

Kamis, 19 November 2009

Rangkuman Jurnal 2

Erliana Pradita / 11207422

Tuti Aryanti / 11207120


PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KB BAGI KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANGKA INDUK PROVINSI BANGKA BELITUNG

Oleh

Hadriah Oesman*

*Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi, BKKBN


Dengan terjadinya perubahan sistem pemerintahan di Indonesia, KB sebagai program nasional memerlu-kan kebijakan yang jelas dan tegas di tingkat na-sional dan provinsi, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota. Keterli-batan masyarakat, swasta, dan LSM di daerah perlu di-galakan agar pengelolaan program KB dan KR di daerah lebih efektif dan efisien.

Kemiskinan selalu berhubungan dengan masalah pemerataan, akses dan kualitas pelayanan. Masa-lah ini umumnya terjadi di daerah-daerah yang tertinggal, daerah yang sulit dijangkau secara geografis; ketersediaan SDM yang tidak mema-dai; sumber dana dan peralatan yang kurang; serta biaya pelayanan yang tidak terjangkau. Tingkat kelahiran mereka yang tergolong miskin (TFR) lebih dari 3.0, sedangkan tingkat kelahiran pen-duduk sejahtera sudah mendekati kondisi ideal.

Telah dilakukan operational reasearch (OR) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB Bagi Keluarga Miskin di Kecamatan Pemali, Kab. Bangka Induk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan menggunakan wilayah kontrol :Kecamatan Kurao- Kabupaten Bangka Tengah, melalui rangkaian tahapan OR : survei data dasar, pengembangan model, intervensi dan evaluasi; dengan tujuan untuk mendapatkan model upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB bagi keluarga miskin. Rancangan OR yang dilakukan adalah dengan Pretest-Post test Control Group Design, dengan sasaran OR para pengelola program, provider dan sasaran akhir PUS GAKIN di lokasi intervensi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum :

Untuk mendapatkan model dalam rangka meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pe-layanan KB dan KR bagi keluarga miskin.

Tujuan khusus :

  1. Melakukan assessment kondisi dan permasa-lahan pelayanan KB dan KR terutama dalam peningkatan akses, jaminan dan kualitas pelayanan KB

  2. Menyusun rancangan model peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB.

  3. Melakukan intervensi yang dapat diterapkan kepada GAKIN

  4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan intervensi untuk perbaik-an dan penyempurnaan model intervensi.

  5. Melakukan evaluasi akhir terhadap model yang telah dikembangkan.



Manfaat Penelitian :

Studi OR ini diharapkan dapat dikembangkan dan terlaksana dengan baik, sehingga ditemukan suatu model yang teruji dan dapat diterima serta dimanfaatkan oleh program dalam rangka terpenuhinya kebutuhan pelayanan KB bagi masyarakat miskin yang dapat di replikasikan di wilayah lain dengan berbagai penyesuaian. Melalui studi ini dapat diketahui sejauh mana penerapan kebijakan dari program KB-KR bagi keluarga miskin dapat berkesinambungan setelah desentralisasi.


METODOLOGI DAN KERANGKA PIKIR

Metodologi

Desain :

Suatu Operasional Riset (OR) dengan tahapan-tahapan kegiatan OR, yaitu: (1) baseline survei, Pengembangan Model, Intervensi (intervensi 1, 2, 3, dst), Monitoring proses pelaksanaan intervensi dan evaluasi.Studi ini menggunakan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design/ Rancang-an Eksperimental Ulang, yaitu melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum diberikan perlakukan dengan 2 kelom-pok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada rancangan eksperimental ulang ini diperoleh empat macam kelompok observasi, 2 observasi awal dan 2 observasi akhir. Kelompok kontrol, tidak dilakukan perlakuan.


Lokasi:

Lokasi intervensi penelitian di Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka Induk, Provinsi Bangka, sementara wilayah kontrol yang dipilih adalah Kecamatan Kurao di Kabupaten Bangka Tengah.


Sasaran:

Sasaran intervensi adalah : para pengelola prog-ram dan provider di lokasi intervensi (mulai dari tingkat kabupaten hingga kecamatan dan desa). Sasaran akhir dari studi OR ini adalah wanita PUSGAKIN yang berada di lokasi uji coba (ke-camatan/desa terpilih).


Waktu dan lama penelitian :

Penelitian dilakukan selama lebih kurang dua tahun (tahun 2006-2007), mulai dari persiapan survei hingga evaluasi pasca intervensi. Persiapan dilakukan ditingkat pusat, mulai dari awal tahun anggaran 2006. Baseline survei dan pengum-pulan data dasar dilakukan pada bulan Juni tahun 2006, sedangkan intervensi dilakukan selama lebih kurang 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi.

Metoda Pengumpulan Data:

Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, baik pada tahap awal (basedline) mau-pun pada akhir penelitian. Pengumpulan data secara kualitatif dilakukan dengan : Wawancara mendalam secara berkelompok, wawancara mendalam perorangan,pengisian formulir data sekunder, pengamatan secara langsung terhadap proses pelaksanaan intervensi oleh evaluator. Sedangkan pe-ngumpulan data kuantitatif di-lakukan wawancara langsung terhadap responden (PUS Wa-nita Gakin).


Kerangka Pikir

Data memperlihatkan bahwa Indonesia masih mengalami persoalan yang serius dengan kemis-kinan. Berdasarkan kajian lapangan maupun hasil penelitian ditemukan bahwa cakupan pelayanan KB dan KR serta pengetahuan terhadap KB pada kelompok keluarga miskin masih rendah. Hal ini diduga karena akses dan kualitas pelayanan KB yang rendah didorong dengan kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan masih belum kondusif.


DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Studi Operasional Research (OR) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB Bagi keluarga Miskin dilakukan secara serentak di dua lokasi yaitu Provinsi Gorontalo dan Bangka Belitung, pada tahun 2006 hingga tahun 2007, yang bertujuan untuk mendapatkan model, upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan pada keluarga miskin.


Keberhasilan intervensi dari OR ini terlihat dari hasil evaluasi akhir, antara lain: 1) meningkatnya pengetahuan keluarga miskin atas haknya dalam mendapatkan pelayanan yang baik dan adekuat; 2) Meningkatnya demand/persepsi yang positif masyarakat miskin terhadap KB; 3) mening-katnya kesertaan ber KB dari keluarga miskin, 4) meningkatnya akses/ kemudahan pelayanan bagi keluarga miskin, meningkatnya cakupan dan pemanfaatan kartu askeskin oleh GAKIN


Sungguhpun demikian, dengan membandingkan hasil data dasar (sebelum intervensi) dan hasil di wilayah kontrol, hasil evaluasi OR menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan dalam beberapa hal cukup positif, dilihat dari beberapa aspek intervensi yang dilakukan, yaitu :

Aspek akses dan cakupan pelayanan KB: Akses ditinjau dari sisi jarak ketempat pelayanan bukan merupakan masalah utama bagi GAKIN di wilayah ini. Cakupan pelayanan KB bagi Gakin setelah intervensi tampak meningkat dari 79 persen menjadi 91 persen, khusus-nya untuk suntikan, pil dan implant. Intervensi terhadap pemanfaatan ASKESKIN untuk KB dinilai cukup berhasil karena terjadi peningkatan yang cukup tajam setelah intervensi.


Aspek kualitas pelayanan KB : Hasil evaluasi di kabupaten ini tidak menunjukkan penurunan. Akan tetapi dibandingkan dengan wilayah kontrol jauh lebih rendah, hampir separonya (33 persen).


Peningkatan Pengetahuan dan sikap Gakin terhadap KB dan KR : Setelah intervensi, terlihat adanya peningkatan pengetahuan dan sikap responden terhadap KB, terutama tentang alkon, KB pria, ASKESKIN. Materi KB yang diketahui oleh responden lebih bervariasi setelah intervensi Pengetahuan dan pendapat mengenai umur kawin pertama, umur melahirkan, jarak kelahiran dan jumlah anak ideal yang dimiliki sudah cukup baik.


Penguatan kelembagaan dan kemitraan: Intervensi yang dilakukan telah berhasil meng-gerakan wadah dan infrastruktur yang ada dalam memberikan pelayanan dan kepeduliannya terhadap keluarga miskin.



Keterbatasan dan Kendala :

Dari pengalaman selama lebih kurang dua tahun melaksanakan Operasional Research tentang Peningkatan akses dan Kualitas Pelayanan KB bagi Keluarga Miskin di Provinsi Bangka Be-litung, ditemukan berbagai keterbatasan dan kendala, terutama dari sisi praktis pelaksanaan di lapangan. Kendala situasi desentralisasi telah memunculkan berbagai perbedaan kepentingan antara pusat, daerah dan antar sektor terkait.


Berikut ini secara rinci dije-laskan beberapa kendala tehnis yang terjadi se-lama melaksanakan OR di provinsi ini, antara lain:

  1. Pemahaman pengelola tentang OR yang masih kurang.

  2. Tidak semua permasalahan dapat dilakukan melalui intervensi.

  3. Monitoring dan Laporan hasil monitoring pelaksanaan intervensi yang kurang mak-simal.

  4. Sasaran lokasi penelitian yang kurang tepat.

  5. Pergantian pimpinan.

  6. Keterbatasan waktu.

  7. Model yang diperoleh melalui OR kurang dimanfaatkan pihak operasional, sehingga keberlangsungannya tidak dapat terjamin


Kesimpulan


Hasil evaluasi OR menyimpulkan bahwa inter-vensi yang dilakukan masih belum maksimal dan baru sebatas meningkatkan :

  1. Pengetahuan dan memberikan sikap yang positif bagi Gakin tentang KB dan kesehatan reproduksi.

  2. Menggerakan struktur / komponen program

  3. Kualitas pelayanan KB dan KR



;;

Template by:
Free Blog Templates