Minggu, 22 November 2009

kuesioner

Erliana Pradita / 3EA01 / 11207422

Tuti Aryanti /3EA01 / 11207120

KUISIONER KEPUASAN PELANGGAN

RM. AYAM BAKAR “PONDOK KELAPA DUA”

Bagian I

Isilah pertanyaan dibawah ini :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :


Bagian II

Bagaimana pendapat anda mengenai kinerja RM. AYAM BAKAR “PONDOK KELAPA DUA” di bawah ini. Lingkarilah jawaban anda pada angka ysng telah tersedia dengan ketentuan sebagai berikut :

Angka 1 = Sangat Memuaskan

Angka 2 = Memuaskan

Angka 3 = Biasa Saja

Angka 4 = Kurang Memuaskan

Angka 5 = Sama Sekali Tidak Memuaskan

Tab


NoNama AtributPemikiran Konsumen
1Citarasa Makanan12345
2Mutu Makanan12345
3Variasi Makanan12345
4Penyajian/Display Makanan12345
5Harga Makanan12345
6Kecepatan Pelayanan12345
7Keramahan Karyawan12345
8Kesesuaian/Kerapihan Karyawan12345
9Kerapihan Ruangan12345
10Kebersihan Ruangan12345
11Kenyamanan Ruangan12345
12Pelayanan yang Tepat12345

Kamis, 19 November 2009

Rangkuman Jurnal 2

Erliana Pradita / 11207422

Tuti Aryanti / 11207120


PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KB BAGI KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANGKA INDUK PROVINSI BANGKA BELITUNG

Oleh

Hadriah Oesman*

*Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi, BKKBN


Dengan terjadinya perubahan sistem pemerintahan di Indonesia, KB sebagai program nasional memerlu-kan kebijakan yang jelas dan tegas di tingkat na-sional dan provinsi, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota. Keterli-batan masyarakat, swasta, dan LSM di daerah perlu di-galakan agar pengelolaan program KB dan KR di daerah lebih efektif dan efisien.

Kemiskinan selalu berhubungan dengan masalah pemerataan, akses dan kualitas pelayanan. Masa-lah ini umumnya terjadi di daerah-daerah yang tertinggal, daerah yang sulit dijangkau secara geografis; ketersediaan SDM yang tidak mema-dai; sumber dana dan peralatan yang kurang; serta biaya pelayanan yang tidak terjangkau. Tingkat kelahiran mereka yang tergolong miskin (TFR) lebih dari 3.0, sedangkan tingkat kelahiran pen-duduk sejahtera sudah mendekati kondisi ideal.

Telah dilakukan operational reasearch (OR) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB Bagi Keluarga Miskin di Kecamatan Pemali, Kab. Bangka Induk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan menggunakan wilayah kontrol :Kecamatan Kurao- Kabupaten Bangka Tengah, melalui rangkaian tahapan OR : survei data dasar, pengembangan model, intervensi dan evaluasi; dengan tujuan untuk mendapatkan model upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB bagi keluarga miskin. Rancangan OR yang dilakukan adalah dengan Pretest-Post test Control Group Design, dengan sasaran OR para pengelola program, provider dan sasaran akhir PUS GAKIN di lokasi intervensi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum :

Untuk mendapatkan model dalam rangka meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pe-layanan KB dan KR bagi keluarga miskin.

Tujuan khusus :

  1. Melakukan assessment kondisi dan permasa-lahan pelayanan KB dan KR terutama dalam peningkatan akses, jaminan dan kualitas pelayanan KB

  2. Menyusun rancangan model peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB.

  3. Melakukan intervensi yang dapat diterapkan kepada GAKIN

  4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan intervensi untuk perbaik-an dan penyempurnaan model intervensi.

  5. Melakukan evaluasi akhir terhadap model yang telah dikembangkan.



Manfaat Penelitian :

Studi OR ini diharapkan dapat dikembangkan dan terlaksana dengan baik, sehingga ditemukan suatu model yang teruji dan dapat diterima serta dimanfaatkan oleh program dalam rangka terpenuhinya kebutuhan pelayanan KB bagi masyarakat miskin yang dapat di replikasikan di wilayah lain dengan berbagai penyesuaian. Melalui studi ini dapat diketahui sejauh mana penerapan kebijakan dari program KB-KR bagi keluarga miskin dapat berkesinambungan setelah desentralisasi.


METODOLOGI DAN KERANGKA PIKIR

Metodologi

Desain :

Suatu Operasional Riset (OR) dengan tahapan-tahapan kegiatan OR, yaitu: (1) baseline survei, Pengembangan Model, Intervensi (intervensi 1, 2, 3, dst), Monitoring proses pelaksanaan intervensi dan evaluasi.Studi ini menggunakan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design/ Rancang-an Eksperimental Ulang, yaitu melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum diberikan perlakukan dengan 2 kelom-pok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada rancangan eksperimental ulang ini diperoleh empat macam kelompok observasi, 2 observasi awal dan 2 observasi akhir. Kelompok kontrol, tidak dilakukan perlakuan.


Lokasi:

Lokasi intervensi penelitian di Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka Induk, Provinsi Bangka, sementara wilayah kontrol yang dipilih adalah Kecamatan Kurao di Kabupaten Bangka Tengah.


Sasaran:

Sasaran intervensi adalah : para pengelola prog-ram dan provider di lokasi intervensi (mulai dari tingkat kabupaten hingga kecamatan dan desa). Sasaran akhir dari studi OR ini adalah wanita PUSGAKIN yang berada di lokasi uji coba (ke-camatan/desa terpilih).


Waktu dan lama penelitian :

Penelitian dilakukan selama lebih kurang dua tahun (tahun 2006-2007), mulai dari persiapan survei hingga evaluasi pasca intervensi. Persiapan dilakukan ditingkat pusat, mulai dari awal tahun anggaran 2006. Baseline survei dan pengum-pulan data dasar dilakukan pada bulan Juni tahun 2006, sedangkan intervensi dilakukan selama lebih kurang 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi.

Metoda Pengumpulan Data:

Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, baik pada tahap awal (basedline) mau-pun pada akhir penelitian. Pengumpulan data secara kualitatif dilakukan dengan : Wawancara mendalam secara berkelompok, wawancara mendalam perorangan,pengisian formulir data sekunder, pengamatan secara langsung terhadap proses pelaksanaan intervensi oleh evaluator. Sedangkan pe-ngumpulan data kuantitatif di-lakukan wawancara langsung terhadap responden (PUS Wa-nita Gakin).


Kerangka Pikir

Data memperlihatkan bahwa Indonesia masih mengalami persoalan yang serius dengan kemis-kinan. Berdasarkan kajian lapangan maupun hasil penelitian ditemukan bahwa cakupan pelayanan KB dan KR serta pengetahuan terhadap KB pada kelompok keluarga miskin masih rendah. Hal ini diduga karena akses dan kualitas pelayanan KB yang rendah didorong dengan kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan masih belum kondusif.


DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Studi Operasional Research (OR) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB Bagi keluarga Miskin dilakukan secara serentak di dua lokasi yaitu Provinsi Gorontalo dan Bangka Belitung, pada tahun 2006 hingga tahun 2007, yang bertujuan untuk mendapatkan model, upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan pada keluarga miskin.


Keberhasilan intervensi dari OR ini terlihat dari hasil evaluasi akhir, antara lain: 1) meningkatnya pengetahuan keluarga miskin atas haknya dalam mendapatkan pelayanan yang baik dan adekuat; 2) Meningkatnya demand/persepsi yang positif masyarakat miskin terhadap KB; 3) mening-katnya kesertaan ber KB dari keluarga miskin, 4) meningkatnya akses/ kemudahan pelayanan bagi keluarga miskin, meningkatnya cakupan dan pemanfaatan kartu askeskin oleh GAKIN


Sungguhpun demikian, dengan membandingkan hasil data dasar (sebelum intervensi) dan hasil di wilayah kontrol, hasil evaluasi OR menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan dalam beberapa hal cukup positif, dilihat dari beberapa aspek intervensi yang dilakukan, yaitu :

Aspek akses dan cakupan pelayanan KB: Akses ditinjau dari sisi jarak ketempat pelayanan bukan merupakan masalah utama bagi GAKIN di wilayah ini. Cakupan pelayanan KB bagi Gakin setelah intervensi tampak meningkat dari 79 persen menjadi 91 persen, khusus-nya untuk suntikan, pil dan implant. Intervensi terhadap pemanfaatan ASKESKIN untuk KB dinilai cukup berhasil karena terjadi peningkatan yang cukup tajam setelah intervensi.


Aspek kualitas pelayanan KB : Hasil evaluasi di kabupaten ini tidak menunjukkan penurunan. Akan tetapi dibandingkan dengan wilayah kontrol jauh lebih rendah, hampir separonya (33 persen).


Peningkatan Pengetahuan dan sikap Gakin terhadap KB dan KR : Setelah intervensi, terlihat adanya peningkatan pengetahuan dan sikap responden terhadap KB, terutama tentang alkon, KB pria, ASKESKIN. Materi KB yang diketahui oleh responden lebih bervariasi setelah intervensi Pengetahuan dan pendapat mengenai umur kawin pertama, umur melahirkan, jarak kelahiran dan jumlah anak ideal yang dimiliki sudah cukup baik.


Penguatan kelembagaan dan kemitraan: Intervensi yang dilakukan telah berhasil meng-gerakan wadah dan infrastruktur yang ada dalam memberikan pelayanan dan kepeduliannya terhadap keluarga miskin.



Keterbatasan dan Kendala :

Dari pengalaman selama lebih kurang dua tahun melaksanakan Operasional Research tentang Peningkatan akses dan Kualitas Pelayanan KB bagi Keluarga Miskin di Provinsi Bangka Be-litung, ditemukan berbagai keterbatasan dan kendala, terutama dari sisi praktis pelaksanaan di lapangan. Kendala situasi desentralisasi telah memunculkan berbagai perbedaan kepentingan antara pusat, daerah dan antar sektor terkait.


Berikut ini secara rinci dije-laskan beberapa kendala tehnis yang terjadi se-lama melaksanakan OR di provinsi ini, antara lain:

  1. Pemahaman pengelola tentang OR yang masih kurang.

  2. Tidak semua permasalahan dapat dilakukan melalui intervensi.

  3. Monitoring dan Laporan hasil monitoring pelaksanaan intervensi yang kurang mak-simal.

  4. Sasaran lokasi penelitian yang kurang tepat.

  5. Pergantian pimpinan.

  6. Keterbatasan waktu.

  7. Model yang diperoleh melalui OR kurang dimanfaatkan pihak operasional, sehingga keberlangsungannya tidak dapat terjamin


Kesimpulan


Hasil evaluasi OR menyimpulkan bahwa inter-vensi yang dilakukan masih belum maksimal dan baru sebatas meningkatkan :

  1. Pengetahuan dan memberikan sikap yang positif bagi Gakin tentang KB dan kesehatan reproduksi.

  2. Menggerakan struktur / komponen program

  3. Kualitas pelayanan KB dan KR



Rangkuman Jurnal 1

Erliana Pradita 3EA01/11207422
Tuti Aryanti 3EA01/11207120

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta)

Rini Handayani
Staf Pengajar STIE Atma Bhakti Surakarta
Email: candipram@yahoo.com

Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan strategi dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila manajemen mampu melakukan pengambilan keputusan maka dari itu dibutuhkan adanya Sistem Informasi (SI) yang dirancang baik.
Sistem Informasi diadakan untuk menunjang aktivitas usaha di semua tingkatan organisasi. Penggunaan SI mencakup sampai ke tingkat operasional untuk meningkatkan kualitas produk serta produktivitas operasi.
Pada dasarnya SI telah diimplementasikan di banyak perusahaan dengan biaya yang besar, namun masalah yang timbul adalah penggunaan yang masih rendah terhadap SI secara kontinus. Rendahnya penggunaan SI diidentifikasikan sebagai penyebab utama yang mendasari terjadinya productivity paradox yaitu investasi yang mahal di bidang sistem tetapi menghasilkan return yang rendah.
Afrizon (2002) melakukan penelitian terhadap 84 manajer pada industri perbankan di Indonesia dengan hasil bahwa terdapat adanya pengaruh dan hubungan yang signifikan antara perceived usefulness dan interaksi antara norma subyektif dengan ketidakwajiban terhadap minat pemnanfaatan SI.
Thompson (1991) menyatakan terdapat hubungan yang positif antara faktor sosial, affect, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, serta hubungan negatif antara kompleksitas dan penggunaan SI.
Venkatesh dan moris (2000) melakukan penelitian untuk melihat perbedaan gender terhadap faktor sosial dan peran mereka dalam penerimaan teknologi dan perilaku pemakai dengan menggunakan konsep model berketerimaan teknologi.
Venkatesh et al. (2000) melakukan penelitian terhadap industri komunikasi, hiburan, perbankan dan administrasi publik yang menggunakan SI secara wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Penelitian ini menghipotesiskan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap minat pemanfaatan SI sedangkan minat pemanfaatan SI dan kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh terhadap penggunaan SI.
Permasalahan dalam jurnal penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh positif signifikan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial tehadap minat pemanfaatan SI serta apakah terdapat pengaruh positif signifikan kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai dan minat pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris untuk menguji variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial terhadap minat pemanfaatan SI serta menemukan bukti empiris untuk menguji variabel kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai dan minat pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI.


Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan. Seseorang akan memanfaatkan SI dengan alasan bahwa sistem tersebut akan menghasilkan manfaat bagi dirinya.
Dari berbagai model yang telah diteliti, Technology Acceptance Model (TAM) yang diadopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA) menawarkan sebagai landasan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai perilaku pemakai dalam penerimaan dan penggunaan SI. Model TAM berasal dari teori psikologis yang berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), minat (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini adalah untuk dapat menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan penggunaan teknologi informasi itu sendiri.


Pengaruh ekspektasi kinerja terhadap minat pemanfaatan sistem informasi
Ekspektasi kerja (performance expectancy) didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa konstruk ekspektasi kinerja merupakan prediktor yang kuat dari minat pemanfaatan SI dalam setting sukarela maupun wajib. Hal tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Compeau dan Higgins (1995), Davis et al. (1989), Taylor and Tood (1995), Thompson et al. (1991), Venkatesh dan Davis (2000).
Berdasarkan uraian teoritis dan beberapa penelitian maka hipotesis pertama dinyatakan:
H1 : Ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI.

Pengaruh ekspektasi usaha terhadap minat pemanfaatan sistem informasi
Ekspektasi usaha (effort expectancy) merupakan tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaanya. 3 konstruk yang membentuk konsep ini adalah kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use), kemudahan penggunaan (ease of use), dan kompleksitas (Venkatesh et al. 2003). Davis et al. (1989) mengidentifikasikan bahwa kemudahan pemakaian mempunyai pengaruh terhadap penggunaan SI. Hal ini konsisten dengan penelitian Adam (1992) dan Iqbaria (1997). Menurut Venkatesh dan Moris (2000) menyatakan bahwa ekspektasi usaha menjadi determinan minat pemanfaatan sistem. Venkatesh et al. (2003), ekspektasi usaha mempunyai hubungan yang signifikan dengan minat pemanfaatan SI. Hal ini konsisten dengan penelitian Davis et al. (1989), Thompson et al (1991).
Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:
H2 : Ekspektasi usaha mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI.

Pengaruh faktor sosial terhadap minat pemanfaatan sistem informasi
Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem baru. Thompson et al. (1991) dan Diana (2001) menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara faktor-faktor sosial pemakai sistem, dimana faktor-faktor sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan teman sekerja, manajer senior, pimpinan dan organisasi.
Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut:
H3 : Faktor sosial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI.

Pengaruh kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai terhadap penggunaan system informasi
Schultz dan Slevien (1975) menemukan bukti empiris bahwa kondisi-kondisi yang mendukung pemanfaatan SI merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan SI. Sedangkan Venkatesh et al. (2003) menyatakan bahwa kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai mempunyai pengaruh pada karyawan. Hipotesis yang dikembangkan untuk menguji kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai terhadap penggunaan SI adalah sebagai berikut:
H4 : Kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penggunaan sistem informasi.

Pengaruh minat pemanfaatan sistem informasi terhadap penggunaan sistem informasi
Triandis (1980) mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan ekspresi dari keinginan atau minat seseorang (intention), dimana keinginan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, perasaan (affect) dan konsekuensi-konsekuensi yang dirasakan (perceived consequences), adanya manfaat yang dirasakan oleh pemakai SI akan meningkatkan minat mereka untuk menggunakan SI.
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengajukan hipotesis kelima sebagai berikut:
H5 : Minat pemanfaatan sistem informasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penggunaan sistem informasi.


Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel independen yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial, minat pemanfaatan SI, kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan SI dan dua variabel dependen yaitu penggunaan SI dan minat pemanfaatan SI. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t untuk menguji variabel independen dengan variabel dependen.
Desain penelitian dengan survey, variabel yang digunakan adalah variabel independen dan dependen, jenis data kualitatif, sumber data adalah data primer, populasinya adalah industri manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Metode statistik yang digunakan dalam penenlitian ini adalah regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan program SPSS 11.5.
Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y1 = β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Y2 = β4Y1 + β5X4 + ε

Keterangan:
Y1: Minat Pemanfaatan SI
Y2: Penggunaan SI
X1: Ekspektasi Kinerja
X2: Ekspektasi Usaha
X3: Faktor Sosial
X4: Kondisi-kondisi yang Memfasilitasi Pemakai
β: Koefisien Regresi
ε: Error

Hasil perhitungan berdasarkan minat pemanfaatan SI maka dibuat model persamaan regresi linier berganda yaitu Y1 = 0,255X1 + 0,279X2 + 0,211X3 + e. Dimana koefisien regresi X1, X2, X3 semuanya bertanda positif.
Hasil perhitungan berdasarkan penggunaan SI maka dibuat model persamaan regresi linier berganda yaitu: Y2 = 0,073Y1 + 0,578X4 + e. Dimana koefisien regresi Y1 dan X4 semuanya bertanda positif.

Hasil penelitian:

Berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh maka disimpulkan bahwa 1) ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI. 2) variabel ekspektasi usaha berpengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI. 3) faktor sosial berpengaruh positif tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan tehadap minat pemanfaatan SI. 4) kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai terbukti mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan SI. 5) minat pemanfaatan SI mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penggunaan SI.

Kamis, 05 November 2009

Tuti Aryanti / 3EA01 / 11207120

Terdiam Sejenak”

Hal ini saya amati ketika saya menemani ibu saya berbelanja di supermarket dekat dengan lingkungan rumah. Ada hal menarik yang ingin saya ceritakan. Hal ini sempat membuat saya terdiam sejenak. Saat itu saya memperhatikan dua keluarga yang sedang berbelanja juga di supermarket yang sama tempat saya dan ibu saya belanja. Keluarga pertama adalah keluarga muda mempunyai dua anak yang masih kecil dan keluarga yang kedua adalah sepasang suami-isteri setengah baya yang usianya kira-kira 50 tahun. Nampak perbedaan yang sangat jelas, keluarga muda memiliki kebutuhan hidup yang lebih banyak dibandingkan dengan pasangan suami-isteri tersebut karena keluarga muda tersebut harus memenuhi kebutuhan kedua anaknya. Begitu pun dengan produk yang dibeli akan sangat berbeda, keluarga muda membeli produk untuk anak, misalnya mainan anak, jenis makanan yang disukai anak dan lain-lain, tapi pasangan suami-isteri itu tidak membeli kebutuhan yang berhubungan dengan anak, karena anak mereka sudah punya kehidupan sendiri. Awalnya saya terpikir inilah yang disebut perubahan. Dari anak-anak menjadi remaja, dewasa, hingga akhirnya menjadi tua. Karena manusia bersifat dinamis dan tidak luput dari perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Tapi setelah saya belajar Perilaku Konsumen, tentang dasar segmentasi Saya baru mengerti inilah yang disebut Siklus hidup keluarga yang pasti dialami oleh setiap manusia. Siklus hidup menjadi salah satu acuan yang penting bagi dasar segmentasi, karena adanya perbedaan kebutuhan antara keluarga yang masih muda dengan keluarga yang masanya lebih lama.



Tugas Perilaku Konsumen 1

Nama : Tuti Aryanti
Kelas : 3EA01
NPM : 11207120


Indahnya Hari Nan Fitri

Di tengah sibuknya puasa, Saya pun disibukkan dengan kegiatan kuliah yang begitu padat, tapi puasa bukan alas an untuk bermalas-malasan, dan Saya tetap semangat untuk menyelesaikan semua yang menjadi kewajiban Saya.

Libur Hari Raya pun akhirnya tiba tapi Kami para “Mahasiswa” tetap mendapat THR dari Dosen, tapi THR yang Saya maksud bukan seperti yang Anda bayangkan karena THR adalah singkatan dari “Tugas Hari Raya” yang mau tidak mau harus Kami terima, sepertinya Para Dosen tahu Kebiasaan Kami para “Mahasiswa” yang malas atau mungkin sama sekali tidak belajar disaat liburan dan mereka ingin anak didiknya tetap belajar, salah satunya dengan cara, ya…memberi THR tadi.

Untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri banyak sekali kebutuhan yang perlu disiapkan, mulai dari makanan, minuman, bingkisan, angpau dan baju lebaran. Terlihat ramainya suasana pasar, Walaupun sedang menjalankan ibadah puasa tapi banyak sekali Orang yang berdatangan ke Pasar, baik Pasar Tradisional maupun Pusat Perbelanjaan Modern Lainnya. Mereka begitu antusias untuk menyambut datangnya Hari Kemenangan. Saya mengetahui hal ini, karena Saya pun termasuk salah satu di antara mereka yang pergi ke Pasar. Saya bersama Ibu dan kedua Kakak Saya Pergi ke salah satu pusat perbelanjaan terkenal yang terletak di Cililitan Jakarta Timur. Rencana Kami ke sana memang ingin membeli perlengkapan untuk Lebaran, salah satunya ya..baju lebaran tapi Kami pun sangat terkejut dengan harga-harga yang ditawarkan oleh penjual, lonjakan yang begitu dahsyat dan memukau. Dengan banyak tawar-menawar, akhirnya Kami pun tetap membeli barang tersebut karena barang tersebut memang menjadi kebutuhan untuk Kami. Bukan hanya kebutuhan akan Pakaian yang meningkat tapi kebutuhan akan daging dan ayam pun meningkat pesat. Karena lebaran selalu identik dengan makanan lezat dan nikmat. Dapat kita lihat pada supermarket-supermarket yang ada di sekitar Lingkungan kita, mereka bersaing untuk menurunkan harga daging menjadi sangat murah dan membuat para masyarakat berbondong-bondong antri untuk membeli daging tersebut. Karena daging yang ada di Pasar Tradisional harganya melambung tinggi. Moment lebaran menjadi moment untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya bagi penjual karena permintaan Masyarakat untuk kebutuhan lebaran meningkat.
detik-detik menjelang Hari Nan Fitri pun semakin dekat, ditandai dengan banyaknya para penjual daun ketupat. Tradisi lebaran di rumah Saya selalu ditemani dengan ketupat dan semur, karena keluarga Saya adalah asli Jakarta jadi itulah makanan yang selalu ada setiap Hari Raya Idul Fitri. Ada lagi tradisi yang setiap tahunnya dilaksanakan di Lingkungan rumah Saya, yaitu tradisi bertukar makanan dengan para tetangga yang disebut “antar-mengantar”. Jadi Kami bisa saling mencicipi makanan yang telah dibuat oleh tetangga sekitar, itulah keeratan yang terjalin di Lingkungan Saya, karena Kami menganggap bahwa semua adalah Saudara.

Di tengah hebohnya persiapan menyambut lebaran, banyak para Ibu yang dilanda “Dilema” karena issu jatuhnya Hari Raya yang belum pasti tapi hal tersebut tidak menghalangi semangat Para ibu untuk mempersiapkan Hari Kemenangan tersebut, mereka tetap menjadikan Hari Raya Idul Fitri sebagai Hari yang special dan berbeda dengan hari-hari lainnya. Setelah hasil sidang Is’bat diumumkan terlihat keceriaan dari wajah para bunda.

Tibalah malam takbiran yang dihiasi dengan gema takbir yang menyejukkan hati dan suara petasan serta gemerlap kembang api yang begitu indahnya. Jutaan Masyarakat seakan tidak mau melewatkan malam tersebut, seperti yang Saya saksikan dengan mata kepala Saya sendiri. Saya pun tidak mau melewatkan malam takbiran ini hanya dengan berdiam diri di rumah, jadi Saya, pujaan hati saya dan teman-teman pergi ke Monas untuk menyaksikan malam takbiran yang sangat indah.

Pagi yang cerah menyaksikan Kami yang tengah melaksanakan Shalat Ied, suasana begitu khusyuk dan membuat hati menjadi tenang. Inilah Hari Kemenangan yang telah lama di nanti-nanti, kata maav pun menjadi penyejuk diri dan silaturahmi yang menjadi pencerah di hari nan fitri. Setelah bersilaturahmi dengan tetangga di Lingkungan sekitar rumah, kami sekeluarga pun langsung berangkat menuju rumah nenek yang masih terletak di kawasan Jakarta Timur, sesampainya di sana Saya dan keluarga saling bermaav-maavan, tidak lupa Kami melakukan foto bersama. Selain itu masih ada tradisi yang belum Saya ceritakan, ini adalah bagian yang paling penting bagi Kami yang belum bekerja, yaitu tradisi bagi angpau. Di keluarga Saya tradisi ini sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak kecil dan juga kami yang masih kuliah, termasuk Saya…hehe..besarnya angpau ditentukan dari usia, semakin banyak usia semakin besar pula nilai rupiah yang ada di dalam angpau tersebut tapi perlu perhatikan “hanya bagi yang belum bekerja” jadi untuk mereka yang sudah bekerja, tidak dihitung lagi dan mereka juga harus menyisihkan rupiahnya untuk Kami.

H+2, H+3, H+4 Saya tidak pergi kemana-mana karena rumah Saya lah yang dikunjungi oleh Sanak Saudara karena kedua orang tua Saya adalah anak pertama jadi banyak sekali saudara yang berkunjung, hal ini membuat Saya dan kakak Saya kelelahan tapi Kami tetap merasa Lebaran tahun ini sangat menggembirakan.

Waktu terasa begitu cepatnya, baru kemarin rasanya Saya menjalankan Ibadah puasa tapi sekarang Hari Raya Idul Fitri yang dinanti-nanti pun telah berlalu seperti hembusan angin dan Saya pun telah kembali untuk menjalani kegiatan seperti biasanya.

;;

Template by:
Free Blog Templates