Selasa, 18 Mei 2010
Penderita batu empedu kini sudah bisa melakukan pengobatan menggunakan teknik endoskopi. Teknik ini memungkinkan mengeluarkan batu empedu tanpa harus melakukan pembedahan seperti cara sebelumnya dan meminimalisasi biaya perawatan.
Cairan batu empedu yang dikeluarkan kemudian bisa dibuang melalui lambung dan keluar bersama dengan kotoran makanan lainnya. Cara ini dinilai lebih aman dan efektif terutama untuk penderita yang berusia lanjut.
Prof LA Lesmana dari Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) belum lama ini menyebutkan, metode endoskopi ini sebenarnya sudah banyak dilakukan untuk menggantikan operasi-operasi pembedahan. Hanya saja belum semua penyakit dalam dapat diobati dengan teknik ini.
Umumnya teknik ini dilakukan untuk mengobati penyakit dalam yang masih berdekatan dengan lambung. Teknik endoscopi pada batu empedu bisa dilakukan dengan memasukan selang melalui rongga mulut hingga ke dalam lambung.
Lambung kemudian disobek sedikit sebagai jalan selang menuju tempat yang menjadi sasaran. Setelah itu selang yang juga berfungsi sebagai penyedot itu akan mengeluarkan cairan batu empedu.
"Untuk kasus penderita lanut usia atau ada komplikasi lainnya, teknik ini sangat efektif. Biaya perawatan pun akan bisa ditekan dan tidak jauh berbeda dengan biaya cara lainnya," ujarnya.
Meningkat
Berkaitan dengan penyakit batu empedu atau tumor di sekitar hati, Lesmana menyebutkan saat ini di Indonesia ada kecenderungan kenaikan penderita batu ginjal. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya perubahan pola makan. "Dugaan kuat kami adalah semakin banyak orang yang makan makanan junk food. Hal ini dengan sendirinya akan berdampak pada fungsi-fungsi organ dalam tubuh," jelasnya.
Di Indonesia masih banyak kasus batu empedu yang cairannya berwarna kuning, sementara untuk kasus di negara maju umumnya cairan batu empedu yang ditemukan tidak berwarna. "Umumnya mereka seperti minyak, karena kebanyakan lemak," ujarnya.
Diakui, penerapan teknik endoscope ini juga tetap mengandung risiko, terutama risiko infeksi. Menurut Lesmana hal ini bisa diminimalkan dengan kecermatan dokter yang melakukan teknik ini.
Sebelumnya teknik endoscopi pada seroang penderita batu empedu di demonstrasikan di RS Husada, Jumat (23/2). Demontrasi endoscopi yang dilakukan terhadap pasien batu empedu itu berhasil mengeluarkan cairan dalam waktu kurang dari dua jam saja.
Sumber: http://www.suarapembaruan.com
Label: Tulisan